Inilah Ucapan Orang Sabar Saat Dilanda Musibah

Musibah adalah Ujian

Inilah Ucapan Orang Sabar Saat Dilanda Musibah
Musibah sekecil apa pun adalah ujian

Setiap orang tentu menyukai keadaan yang baik-baik saja, apalagi jika diliputi oleh keberuntungan. Hal ini sudah menjadi tabiat manusia, sudah menjadi sunnatullah. Kenyamanan adalah salah satu unsur anugerah dalam hidup.

Namun keadaan baik-baik saja tentu tidak bisa berlangsung secara konstan. Di balik pergantian siang dan malam tentu ada peristiwa-peristiwa entah kecil maupun besar menyebabkan perubahan dalam hidup.

Sementara perubahan biasanya cenderung tidak mengenakkan. Perpindahan dari satu kondisi ke kondisi yang lain, dari satu kenyamanan ke kenyamanan lain pasti selalu melibatkan proses adaptasi tertentu yang belum tentu baik-baik saja. Hampir semua orang mengalami perubahan secara terpaksa. Terutama saat tertimpa musibah.

Musibah sekecil jarum yang jatuh dari tangan, sampai yang gawok-gawok seperti bencana alam dan konflik sosial pasti meninggalkan bekas dalam jiwa. Cara merespons terhadap musibah inilah yang nanti akan membedakan perbedaan antara orang yang sabar dan tidak sabar.

Setiap musibah adalah ujian, tetapi tidak setiap ujian adalah musibah. Karena setiap potensi yang melekat pada individu manusia adalah sarana ujian apatah manusia mampu bersyukur atau sebaliknya kufur.

Ujian hidup memiliki fungsi untuk meningkatkan kualifikasi diri guna membentuk peribadi yang lebih baik lagi. Termasuk di dalamnya tatkala musibah menimpa. Allah Mahakuasa, sedangkan segala sesuatu berasal dari-Nya. Maka sudah sepatutnya segala yang berasal dari-Nya dikembalikan lagi pada-Nya. Karena kita semua adalah milik Allah, termasuk anugerah yang kita terima dan musibah yang menimpa kita.

Demikian kiranya maksud dari ayat berikut. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ

Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar,

اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ

(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn” (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali).

اُولٰۤىِٕكَ عَلَيْهِمْ صَلَوٰتٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ

Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tu-hannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (Al-Baqarah [2]:155-157)

Allah Menyukai Orang-orang yang Menyengaja Kembali kepada-Nya

Allah memang tidak bisa dibandingkan dengan manusia. Namun kasih sayang Allah kepada makhluk-Nya ibarat kasih orang tua kepada anak, bahkan jauh lebih dalam lagi. Lebih-lebih kepada manusia.

Siapa sangka, Allah pun ternyata juga berharap orang-orang yang jauh untuk segera kembali kepada-Nya. Mengharap orang yang berdosa untuk bertaubat. Mengharap orang yang sudah dekat untuk semakin mendekat. Dan mengharapkan orang yang tertimpa musibah untuk selalu memanggil nama-Nya dan minta tolong kepada-Nya. 


وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ  اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ

Bersegeralah menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga (yang) luasnya (seperti) langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa,

الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ

(yaitu) orang-orang yang selalu berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang mengendalikan kemurkaannya, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.

وَالَّذِيْنَ اِذَا فَعَلُوْا فَاحِشَةً اَوْ ظَلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللّٰهَ فَاسْتَغْفَرُوْا لِذُنُوْبِهِمْۗ وَمَنْ يَّغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلَّا اللّٰهُ ۗ وَلَمْ يُصِرُّوْا عَلٰى مَا فَعَلُوْا وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ

Demikian (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, mereka (segera) mengingat Allah lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya. Siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Mereka pun tidak meneruskan apa yang mereka kerjakan (perbuatan dosa itu) sedangkan mereka mengetahui(-nya).

اُولٰۤىِٕكَ جَزَاۤؤُهُمْ مَّغْفِرَةٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَجَنّٰتٌ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا ۗ وَنِعْمَ اَجْرُ الْعٰمِلِيْنَۗ

Mereka itu balasannya adalah ampunan dari Tuhan mereka dan surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya. (Itulah) sebaik-baik pahala bagi orang-orang yang mengerjakan (amal-amal saleh).
(Q.S Ali 'Imran/3:133-136)

Allah menyukai orang-orang yang mengakui kelemahan dirinya di hadapan-Nya. Allah selalu mencari orang-orang yang mengingat-Nya dan mau kembali kepada-Nya.

 
اِلَّا مَنْ تَابَ وَاٰمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَاُولٰۤىِٕكَ يُبَدِّلُ اللّٰهُ سَيِّاٰتِهِمْ حَسَنٰتٍۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا

Kecuali, orang yang bertobat, beriman, dan beramal saleh. Maka, Allah mengganti kejahatan mereka (dengan) kebaikan. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

وَمَنْ تَابَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَاِنَّهٗ يَتُوْبُ اِلَى اللّٰهِ مَتَابًا

Siapa yang bertobat dan beramal saleh sesungguhnya dia bertobat kepada Allah dengan tobat yang sebenarnya. (
Q.S Al-Furqan/25:70-71)

Nabi Ibrahim Suka Kembali kepada Allah

Nabi Ibrahim merupakan salah satu manusia yang suka mendekat kepada Allah dan menjadi orang yang dekat dengan-Nya. Status kedekatan kepada Allah tidak mengubah ujian yang diterima Nabi Ibrahim. Karena selama manusia pernah hidup di muka bumi, maka ujian akan diberikan.

Selama hidup Nabi Ibrahim menghadapi tantangan keimanan dari ayahnya, kemudian dari Raja Namrud, mendapat ujian keturunan, perintah untuk meninggalkan putranya Ismail di tengah padang pasir, dan ujian menyembelih putranya itu saat ia beranjak remaja. 

Barangkali masih banyak lagi ujian yang diceritakan Allah yang tidak diceritakan dalam Al-Quran. Semua itu diterima oleh Nabi Ibrahim dengan sikap tawakkal dan selalu mengembalikan urusan kepada Allah Swt.

اِنَّ اِبْرٰهِيْمَ لَحَلِيْمٌ اَوَّاهٌ مُّنِيْبٌ

Sesungguhnya Ibrahim benar-benar penyantun, pengiba, lagi suka kembali (kepada Allah). (Q.S Hud/11:75)

Penutup

Demikianlah sikap seorang muslim yang sabar yang sedang dilanda musibah. Para nabi telah mencontohkan bagaimana cara kembali kepada Allah melalui situasi yang sulit. 

Bagaimana pun segala sesuatu berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya. Segala urusan adalah milik Allah. Termasuk menyelesaikan masalah yang dihadapi hamba-Nya. Allah adalah sebaik-baik 'tempat' kembali.

قُلْ لِّلّٰهِ الشَّفَاعَةُ جَمِيْعًا ۗ لَهٗ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ ثُمَّ اِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Hanya milik Allah pertolongan itu semuanya. Milik-Nya kerajaan langit dan bumi. Kemudian, hanya kepada-Nya kamu dikembalikan.” (Q.S Az-Zumar/39:44)

Wallahul muwafiq ila aqwamith-thariiq.

Posting Komentar untuk "Inilah Ucapan Orang Sabar Saat Dilanda Musibah"